Sabtu, 10 Januari 2009

Arabisasi ma Islamisasi beda daeng !!


Gini frend Aku punya beberapa teman yang ketika masih di kampus UIN Alauddin Makassar dulu, lebih sering menggunakan bahasa-bahasa arab untuk hal-hal kecil. Terima kasih menjadi syukron, maaf jadi afwan, dan kata-kata lain yang tidak lain dan tidak bukan adalah bahasa arab.
Kebiasaan menggunakan bahasa arab biasanya terjadi di lingkungan ikhwan dan akhwat (sebutan untuk laki-laki dan perempuan yang biasanya aktifis masjid). Diantara mereka, ada sebagian yang ternyata cukup bangga untuk membiasakan diri untuk sekedar bercuap-cuap dengan bahasa arab. Ini tentunya terlihat dari gaya bicaranya.
Aku sendiri risih sejak awal. Ada beberapa hal yang membuatku risih, diantaranya:

1. orang yg mengucapkan terasa sangaaat bangga bisa berbahasa arab walaupun sedikit (ini faktor utama)
2. yang aku lihat, sebagian dari mereka ingin menunjukkan keislamannya dengan berbahasa arab
3. apa salahnya menggunakan bahasa indonesia? kalau pertanyaannya dibalik, apa salahnya berbahasa arab, sebenarnya tak ada masalah asalkan tidak ada faktor nomor 1 dan nomor 2

Dan, setelah banyak bergaul dengan teman/kenalan yang sempat study di Mesir sekitar 4 bulan (wah, cepet ya). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :


1. orang Mesir, Kuwait kalo dugem pake bahasa arab
2. bahasa arab juga digunakan untuk nyanyi-nyanyi masalah cinta, jadi bukan untuk kosidahan aja
3. orang Mesir, Kuwait kalo lagi marah dan mengumpat, pake bahasa arab
4. orang Mesir, Kuwait kalo godain cewek, pake bahasa arab

Got the points? kalo nggak, silahkan teruskan membaca.
Poin-poin kenapa aku sebutkan 4 poin di atas adalah:
Jangan pernah beranggapan dunia arab = islamIni biasanya yang terjadi. Aku dulu juga seperti itu. Memang, disini lebih banyak wanita yang menggunakan jilbab, cadar, dan jubah-jubah lain. Tapi kelakuan mereka jangan pernah dianalogikan sebagai kelakuan orang Islam.
Dan sekarang pun aku sedikit tahu, kenapa para nabi dan rasul lebih banyak didatangkan di dunia arab.
Kenapa bangga dengan bahasa arab?Merujuk pada poin di atas, bahasa arab juga bukan bahasa yang menunjukkan keislaman seseorang. Loh, disini cukup banyak kok yang berjenggot dan memakai jubah bagai seorang syeikh, tapi pergi ke gereja atau tempat-tempat peribadatan lain.
Bahasa arab itu cuma bahasa. Seperti layaknya bahasa-bahasa lain. Tidak ada yang spesial dari bahasa arab. Sama sekali tidak ada. Tidak ada hubungan antara keislaman seseorang dan bahasa arab.
Beberapa teman ada yang coba berbicara bahasa arab ke aku. Tapi akhirnya, mereka bingung karena ngga ngerti dengan apa yang aku tulis. Teman-teman yang ada di di Mesir yang sebelumnya sempat belajar bahasa arab di pesantren saja perlu waktu 1 tahun lagi untuk belajar bahasa arab versi dunia arab.
Jadi, jangan pernah menunjukkan keislaman kalian hanya dengan cas-cis-cus berbahasa arab. Dan buat FPI, tolong jangan rusak nama Islam di Indonesia.
Tolong Nah kasi'!!!

2 komentar:

  1. negeri ini di masa lampau adalah negeri-nya para Nabi. Karena dihuni oleh para Nabi tentu saja tidak ada panggilan Khusus kepada para Nabi itu. Seperti Haji, tidak menjadi panggilan khusus jika semua orang bergelar Haji

    Tidak ada agama ASLI INDONESIA , ya karena kita tidak JAHIL, semuanya NABI dan tidak membutuhkan Agama. Kita tidak mengenal Dosa, kita bangsa baik2. Semua agama diterima dg baik di Indonesia. Islam jg diterima di INDONESIA, bukan karena bangsa kita belum ISLAM.Bangsa ini telah ISLAM terlebih dahulu sebelum ISLAM lahir di ARAB, tetapi ISLAM di Indonesia tidak BER-MERK, tidak BER-LOGO.

    Karena ISLAM sudah terlebih dulu di Indonesia, maka sejatinya ISLAM yg masuk ke Indonesia adalah menerima ARAB sebagai Saudara. Persoalan timbul , karena "MENERIMA " telah berubah menjadi " MENJADI "

    Menerima ARAB , bukan MENJADI ARAB. Jadi-lah diri-mu sendiri

    BalasHapus
  2. MAS BRO, KALAU JILBAB ITU GIMANA? BUDAYA ARAB / ....?
    MENURUT SUMBER REFERENSINYA MAS BRO.
    TERIMA KASIH.

    BalasHapus